1. Fungsi Oli pada Gearmotor
Gearmotor adalah kombinasi antara motor listrik dan gearbox yang digunakan untuk mentransmisikan daya dengan torsi tinggi dan kecepatan rendah. Agar gearmotor bekerja optimal, oli pelumas sangat penting untuk:
-> Mengurangi gesekan antara gigi-gigi gear
-> Mencegah keausan dan korosi akibat gesekan dan oksidasi.
-> Mendinginkan gear dengan mendispersikan panas yang dihasilkan oleh gesekan.
-> Meningkatkan efisiensi dengan mengurangi kehilangan daya akibat gesekan.
-> Memperpanjang umur layanan gear dan bearing.
2. Jenis Oli Sintetis untuk Gearmotor
Oli sintetis memiliki keunggulan dibanding oli mineral karena lebih stabil terhadap suhu tinggi, oksidasi, dan tekanan tinggi. Berikut beberapa jenis oli sintetis yang umum digunakan pada gearmotor:
a. Polyalphaolefin (PAO)
Mirip dengan oli mineral tetapi dengan stabilitas yang lebih baik.
-> Tahan terhadap oksidasi dan degradasi.
-> Memiliki viskositas yang stabil dalam rentang suhu luas.
-> Cocok untuk aplikasi industri yang membutuhkan umur pelumas lebih lama.
Contoh: Mobil SHC 600 Series, Shell Omala S4 GX, Castrol Optigear Synthetic
b. Polyalkylene Glycol (PAG)
Memiliki sifat pelumasan yang sangat baik dan koefisien gesekan rendah.
-> Tidak bercampur dengan oli mineral, sehingga perlu pembersihan sebelum digunakan.
-> Cocok untuk aplikasi suhu tinggi dan beban berat.
-> Kurang cocok untuk aplikasi dengan segel atau gasket berbahan tertentu karena bisa merusaknya.
Contoh: Klüber Klübersynth GH 6, Fuchs GLEITMO 585 K
c. Ester Sintetis
Stabil pada suhu sangat tinggi.
-> Cocok untuk aplikasi dengan kondisi operasi ekstrem seperti industri baja atau pembangkit listrik.
-> Memiliki sifat pembersih alami, mengurangi kerak dan kotoran.
-> Umumnya lebih mahal dibandingkan jenis lainnya.
Contoh: Anderol 555, Klüber Klübersynth GEM
3. Standar dan Spesifikasi Oli Gearmotor
Setiap gearmotor memiliki spesifikasi oli yang direkomendasikan oleh pabrikannya. Beberapa standar yang umum digunakan:
a. ISO VG (Viscosity Grade)
Menentukan tingkat viskositas oli berdasarkan standar ISO 3448. Umumnya, gearmotor menggunakan oli dengan viskositas:
-> ISO VG 150 – 220 → Gearbox dengan kecepatan sedang dan beban normal.
-> ISO VG 320 – 460 → Gearbox dengan beban tinggi atau suhu kerja tinggi.
-> ISO VG 680 ke atas → Aplikasi industri berat seperti pabrik baja atau tambang.
b. AGMA (American Gear Manufacturers Association)
Menggunakan standar AGMA 9005-E02, yang diklasifikasikan berdasarkan viskositas dan kandungan aditif. Contoh:
-> AGMA 4EP → Setara ISO VG 150, untuk aplikasi ringan.
-> AGMA 5EP → Setara ISO VG 220, untuk gear dengan torsi sedang.
-> AGMA 6EP ke atas → Untuk gear yang bekerja dengan tekanan ekstrem.
c. DIN 51517 (Jerman)
Standar Eropa untuk pelumas gearbox:
-> DIN 51517-1 (CL) → Oli mineral dasar tanpa aditif khusus.
-> DIN 51517-2 (CLP) → Oli dengan aditif anti-aus dan anti-karat.
-> DIN 51517-3 (CLP PG, CLP HC, dll.) → Oli sintetis dengan ketahanan lebih baik terhadap suhu dan tekanan tinggi.
4. Pemilihan Oli Sintetis yang Tepat
Untuk memilih oli sintetis yang sesuai dengan gearmotor, pertimbangkan hal berikut:
1. Beban Kerja → Gunakan oli dengan viskositas lebih tinggi untuk beban berat.
2. Suhu Operasional → Untuk suhu tinggi, gunakan PAG atau Ester Sintetis karena lebih tahan panas.
3. Lingkungan Kerja → Jika terkena air atau kelembaban tinggi, pilih oli dengan aditif anti-karat dan anti-oksidan.
4. Rekomendasi Pabrikan → Gunakan oli yang sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh pabrik gearmotor.
5. Masa Pakai Oli → Oli sintetis umumnya bertahan lebih lama dibanding oli mineral, tetapi tetap perlu diganti sesuai jadwal.
6. Rekomendasi Oli Sintetis Berdasarkan Merek dan Aplikasi
7. Perawatan dan Penggantian Oli Gearmotor
Agar gearmotor tetap optimal, lakukan perawatan berikut:
-> Periksa level oli secara berkala (setiap 3–6 bulan).
-> Analisis kualitas oli untuk mendeteksi degradasi atau kontaminasi.
-> Ganti oli sesuai jadwal pabrikan, biasanya setiap 5.000 – 10.000 jam operasi untuk oli sintetis.
-> Bersihkan gearbox saat mengganti oli agar tidak ada residu oli lama yang mencampuri oli baru.
Langkah-langkah pengecekan oli pada gearmotor penting untuk memastikan sistem pelumasan berfungsi dengan baik dan mencegah kerusakan pada gearmotor.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pengecekan oli:
1. Persiapan
-> Matikan Gearmotor: Pastikan gearmotor dalam keadaan mati dan tidak beroperasi. Tunggu beberapa saat agar oli dapat mengendap dan mendapatkan pembacaan yang akurat.
-> Periksa Panduan Pabrikan: Baca buku manual gearmotor untuk memastikan prosedur pengecekan oli sesuai dengan spesifikasi pabrikan.
2. Periksa Level Oli
-> Temukan Titik Pengukuran: Cari lokasi pengukur level oli, biasanya terdapat pada sisi gearmotor, seperti kaca intip (sight glass) atau lubang pengukur.
-> Gunakan Dipstick (Jika Ada): Jika gearmotor dilengkapi dengan dipstick, tarik dipstick, bersihkan, dan celupkan kembali untuk mengukur level oli. Pastikan level oli berada di antara tanda minimum dan maksimum.
-> Periksa Sight Glass: Jika menggunakan sight glass, pastikan level oli terlihat jelas dan berada dalam rentang normal.
3. Periksa Kualitas Oli
-> Cek Warna dan Kekentalan: Oli yang masih baik biasanya memiliki warna jernih atau sedikit kekuningan. Jika oli berubah warna menjadi hitam atau coklat gelap, atau jika oli terasa kental dan lengket, ini bisa menandakan bahwa oli sudah terdegradasi.
-> Periksa Bau: Bau terbakar atau bau yang tidak normal bisa menunjukkan bahwa oli sudah rusak.
-> Cek Kontaminasi: Pastikan oli tidak mengandung partikel asing, seperti sludge atau air, yang bisa menunjukkan adanya masalah.
4. Periksa Kebocoran
-> Inspeksi Visual: Periksa sekitar seal dan sambungan gearmotor untuk memastikan tidak ada kebocoran oli.
-> Cek Area Bawah Gearmotor: Lihat area di bawah gearmotor untuk memastikan tidak ada tumpahan atau bocoran oli.
5. Penggantian Oli
-> Ganti Oli jika Perlu: Jika oli terlihat kotor, terdegradasi, atau berada di luar batas level yang direkomendasikan, lakukan penggantian oli. Ikuti prosedur penggantian oli sesuai petunjuk pabrikan, termasuk mengganti filter oli jika ada.
6. Catat Hasil Pengecekan
-> Dokumentasi: Catat hasil pengecekan, termasuk level oli, warna, dan kondisi oli, serta tindakan yang diambil. Dokumentasi ini berguna untuk pemeliharaan dan perbaikan di masa mendatang.
Kesimpulan
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat memastikan bahwa gearmotor Anda tetap berfungsi dengan baik dan terhindar dari masalah yang dapat diakibatkan oleh pelumasan yang tidak memadai.
Oli sintetis untuk gearmotor sangat direkomendasikan karena lebih tahan terhadap suhu tinggi, tekanan berat, dan memiliki umur pakai lebih lama dibanding oli mineral. Pemilihan jenis oli (PAO, PAG, atau Ester Sintetis) harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik gearmotor dan lingkungan operasionalnya.
Jika gearmotor digunakan dalam kondisi berat atau suhu tinggi, PAG atau Ester Sintetis lebih disarankan. Namun, jika ingin keseimbangan antara performa dan harga, PAO adalah pilihan yang paling umum digunakan.